Sabtu, 21 Desember 2013

Ibu

kalau aku merantau lalu datang musim kemarausumur-sumur kering, daunpun gugur bersama rerantinghanya mata air airmatamu, ibu, yang tetap lancar mengalir

bila aku merantausedap kopyor susumu dan ronta kenakalankudi hati ada mayang siwalan memutikkan sarisari kerinduanlantaran hutangku padamu tak kuasa kubayar

ibu adalah gua pertapaankudan ibulah yang meletakkan aku di sinisaat bunga kembang meyemerbak bau sayangibu menunjuk ke langit, kemudian ke bumiaku mengangguk meskipun kurang mengerti

bila kasihmu ibarat samuderasempit lautan teduhtempatku mandi, mencuci lumut pada diritempatku berlayar, menebar pukat dan melempar sauhlokan-lokan, mutiara dan kembang laut semua bagiku

kalau aku ikut ujian lalu ditanya tentang pahlawannamamu, ibu, yang kan kusebut paling dahululantaran aku tahuengkau ibu dan aku anakmu

(D. Zawawi Imron)